Imaji tiada mati ketika pikiran dipaksa kata hati untuk memaki
Memaki sama dengan negatif? Kata siapa?
Kini
makian telah menjadi acuan untuk menegur si pendosa, seorang yang telah buta,
tuli, bahkan bisu untuk berinteraksi dengan darah sendiri.
Dia
yang telah buta takkan melihat pekatnya darah
Dia
yang tuli takkan mendengar bagaimana darahnya mengalir
Dan
dia yang bisu takkan pernah berusaha untuk memperbaiki
Lantas apa yang bisa dilakukan
kini?
Hanya suara hati dan kebesaran
Tuhan dapat menghakimi
Untaian kata sangat berarti bagi
mereka yang terdzolimi
Semoga semua berakhir indah pada
waktunya, ketika bulan bercengkrama dengan matahari
Tiada henti...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar